Judul : The Hollow (Rumah Gema)
Penulis : Agatha Christie
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 376 hlm
Cetakan : Ke 6, Juni 2018
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : Agustus 1994
ISBN : 9789792282610
Rating : 5/5
Sinopsis :
“Hercule Poirot kesal dan jemu. Kematian sama sekali bukan hal yang menyenangkan. Tetapi di sini mereka malah menggodanya dengan menyajikan suatu adegan pembunuhan. Di tepi kolam, sesosok tubuh digeletakkan secara artistik, tangannya terentang. Bahkan ada cat merah menetes-netes. Sosok itu sangat tampan. Beberapa orang berdiri mengelilinginya dalam pose-pose yang aneh. Semuanya dangat tidak profesional. Namun sekonyong-konyong Poirot menyadari bahwa adegan ini amat nyata. Begitu nyata, hingga membuatnya tersentak bagai dihantam palu godam. Cairan yang menetes itu bukan cat merah, melainkan darah. Dan pria yang tergeletak itu sedang menjelang ajal”
Lucy Angkatell, Henrietta Savernake, John Christow, Gerda Christow, Midge Hardcastle. Lima tokoh yang diceritakan begitu detail di beberapa bab awal. John si tampan penuh kharisma, seorang dokter baik hati, selalu menjadi daya tarik di tengah keluarga Angkatell. Hanya satu kelemahannya yang paling rumit, yakni senantiasa berdiri dalam bayangan masa lalu yang membuatnya selalu ingin pulang dan menderita.
Akhir pekan itu John bersama istrinya, Gerda, diundang menghadiri pertemuan kecil di sebuah rumah megah di bukit indah, The Hollow. Gerda tidak pernah menyukai ini, menurutnya si tuan rumah, Lucy, semakin membuatnya minder dan terlihat kikuk. Namun baginya, kedatangan Gerda dan Henrietta bagai penyempurna antara hitam dan putih. Semua orang di The Hollow butuh kehadiran Henrietta yang tidak hanya sebatas pelindung Gerda yang malang, tapi juga penggerak hati nan menenangkan, termasuk bagi Edward Angkatell si pria pucat yang polos.
Tidak ada yang menarik sampai kejadian dimana seorang wanita penuh pesona itu tiba dengan amat dramatis di malam harinya, Veronica Cray. Dibawanya John keluar dari rumah itu. Dan.. tidak ada kejadian lagi sampai esoknya semua orang sibuk untuk persiapan makan siang di pondok peristirahatan.
Hercule Poirot yang saat itu menjadi tamu undangan merasa dipermainkan dengan sosok mayat yang tergeletak secara artistik di tepi kolam renang. John Christow, siang itu air kolam renang yang biru berubah merah karena darahnya. Dan berdiri di sampingnya sosok Gerda yang menatap hampa sambil memegang sebuah revolver di tangannya. Dengan sadar dan tegas, John berucap "Henrietta"
Sebagaimana sosok Mr Poirot, aku juga dibuat terkejut dengan alur cerita yang asik sekaligus menantang. Sama sekali tidak bisa menebak siapa pelaku dan trik apa yang digunakan dalam kasus pembunuhan tersebut. Namun, ada beberapa tokoh yang sengaja penulis gambarkan secara buram dan justru karenanya lah pembaca dibuat terkejut.
Menurut kalian siapa pelakunya? Kalau penasaran, jangan ragu untuk mulai baca bukunya ya.
Komentar
Posting Komentar