Judul : Alice’s Adventures In Wonderland
Penulis : Lewis Carroll
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2016
Halaman : 144 hlm
E-ISBN : 978-602-06-0005-5
Rating : 3,5/5
Alice bosan pada buku yang sedang dibacanya, sebab di buku itu tak ada gambar maupun percakapan. Maka, ketika seekor kelinci putih lewat tergesa-gesa sambil melihat jam sakunya, Alice mengikutinya, dan dimulailah petualangan Alice di Negeri Ajaib--negeri yang penuh makhluk aneh dan eksentrik. Alice bertemu sang Duchess dan kucingnya yang bisa bicara, Tukang Topi dan Kelinci Maret yang sibuk dengan jamuan teh mereka, si Kura-Kura Palsu yang menceritakan kisah hidupnya, dan banyak lagi lainnya.
Ini adalah buku karya Carroll pertama yang ku baca, dan sangat mengejutkan!
Ya, kental dengan fantasi yang lumayan sulit diikuti alurnya
Penulis banyak menggunakan perumpamaan dan permainan kata yang tinggi. Setiap dialog dan penggambaran tokohnya tidak selalu mengandung makna, namun aku yakin ada banyak yang ingin penulis sampaikan melalui ceritanya. Contohnya, tokoh Alice digambarkan sebagai anak kecil yang baru mempelajari dunia dan berusaha mengatakan sesuatu yang bahkan tidak dipahaminya. Lalu, tokoh Duchess yang lebih bijaksana, banyak bicara, dan mudah tersulut emosi. Sedangkan tokoh Raja dan Ratu Hati sedikit menggambarkan perilaku pemimpin yang tidak adil dan selalu memaksakan kehendaknya sendiri
Secara keseluruhan, ceritanya hanya memaparkan dan memperkenalkan identitas tiap tokoh yang terlibat. Ditambah dengan ending yang menceritakan tentang pengadilan, semakin membuat bingung untuk menyimpulkan keseluruhan ceritanya. Senang membuat pembaca berkerut kening!
Satu lagi, jika memang ingin membaca & memahami buku ini lebih jauh, kita harus dalam keadaan santai dan bisa memusatkan pikiran penuh terhadap ceritanya
Ada quotes yang paling kusukai, dan ini berasal dari mulut seorang Duchess
“Semua hal pasti punya pesan moral. Kau hanya harus mencarinya”_hlm 95
Membaca karya klasik ternyata sangat menantang
Komentar
Posting Komentar