Strategi Menghadapi VUCA Bagi Perusahaan yang Bergerak Secara Remote


 


Memasuki era VUCA dimana perubahan terjadi dengan cepat dan meluas menjadi hal yang tak terhindarkan bagi sebagian besar perusahaan di Indonesia. Tidak hanya itu, VUCA juga turut mengubah cara perusahaan membuat keputusan, mengelola risiko, dan memecahkan masalah.

Sebagai bentuk kesiapan khususnya bagi para pekerja remote, maka diperlukan keterbukaan (open minded) atas kondisi tersebut dengan menjadikannya sebagai peluang untuk berkembang.

Dalam upaya menghadapi VUCA, harus terlebih dahulu memahami setiap elemennya dan menyediakan solusi yang seimbang dengan kriteria perusahaan. Berikut adalah empat unsur VUCA yang merupakan tantangan nyata untuk dunia bisnis sekarang ini.

1. Volatility mengacu pada keadaan dimana rentan terjadi perubahan yang cepat

2. Uncertainty adalah ketidakpastian atau situasi yang sulit diprediksi

3. Complexity adalah kondisi yang penuh dengan kompleksitas atau hambatan

4. Ambiguity adalah keadaan bias yang mengarah pada kebingungan untuk membaca gambaran masa depan.

Adanya tantangan VUCA membuat sebuah bisnis tidak dapat bertahan di pasar ekonomi jika sejauh ini masih didominasi oleh pemikiran jangka pendek. Oleh karena itu, strategi pemikiran jangka panjang dengan pendekatan design thinking sangat perlu diberlakukan demi tercapainya tujuan berkelanjutan.

Untuk memahami design thingking kamu bisa kunjungi situs berikut https://www.logique.co.id/blog/2021/01/07/pengertian-design-thinking/

Dalam satu sisi VUCA tidak selalu bernilai negatif, melainkan menjadi tantangan sekaligus jawaban bagi perkembangan perusahaan. Pendekatan yang bisa dilakukan atas VUCA yaitu meliputi Vision (visi), Understanding (pemahaman), Clarity (kejelasan), dan Agility (fleksibilitas).

 

1. Vision untuk Volatility  

Volatility mengindikasikan lingkungan bisnis yang berubah menjadi lebih kalut dan tidak bisa terprediksi. Vision yang berarti memandang jauh ke depan dan fokus pada tujuan merupakan salah satu solusi untuk berdamai dengan volatility.

Di satu sisi, perusahaan yang dihadapkan dengan realitas perubahan yang terjadi di lapangan, mau tak mau harus mulai mengikuti dinamika baru seperti melakukan beberapa inovasi. Di sinilah fungsi penguatan vision yang akan memastikan bahwa arah perkembangan inovasi tetap sesuai dengan tujuan perusahaan.

Dalam sudut pandang lain, fleksibilitas adalah cara mengatasi volatility dengan menciptakan sumber daya potensial yang adaptif dan tetap berorientasi pada vision.

Contohnya jika VUCA terjadi pada bidang sosial media, maka perlu dilakukan analisis untuk menggali lebih dalam mengenai potensi media sosial dari berbagai sudut pandang dan cara baru. Salah satu solusinya adalah dengan turut melibatkan beberapa tokoh seperti influencer agar dapat menjadi jembatan komunikasi interaktif, sehingga mempermudah penetrasi informasi dan meningkatkan atensi masyarakat untuk mengonsumsi konten secara konsisten. 

Namun, untuk menghindari salah arah dalam melakukan inovasi, maka perlu menerapkan strategi SMART (specific, measurable, achievable, relevant, dan time-bound) yang tidak hanya memenuhi tujuan perusahaan dan membuatnya tetap dalam jalur, melainkan juga sekaligus mengatasi tantangan uncertainty.

 

2. Understanding untuk Uncertainty

Uncertainty adalah kondisi dimana segala sesuatu berada dalam ketidakpastian atau situasi yang sulit diprediksi, sehingga dapat menyebabkan proses pengambilan keputusan menjadi problematika tersendiri.

Kemampuan dan kemauan untuk memahami atau understanding dapat memberi jalan untuk mengatasi masalah ini. Secara tidak langsung perusahaan yang bersedia memahami setiap situasi dengan menyediakan informasi up-to-date dan menganalisis data yang kini berlaku dapat bergerak dua kali lebih cepat untuk menelaah kemungkinan masa depan dari perspektif berbeda, sehingga tantangan uncertainty dapat diminimalisir.

Cara lain yang dapat meminimalisir kerugian akibat uncertainty yaitu dengan menerapkan penilaian kinerja yang tangkas, teratur memberikan umpan balik, berbagi pengalaman dalam mengatasi ketidakpastian, mengidentifikasi penyebab situasi saat ini dan fokus pada apa yang bisa dikontrol, serta meningkatkan akses terhadap informasi tambahan dan analitik pasar melalui teknologi terkini.

 

3. Clarity untuk Complexity

Normalnya, kondisi dimana perusahaan dilanda masalah dan hambatan adalah bagian dari proses perkembangan dan dianggap wajar. Namun, bagaimana jadinya jika segala hal tentang kompleksitas atau hambatan ini justru lebih sering muncul dengan jenis yang sulit diprediksi?

Complexity ibarat untaian benang kusut atau jarum dalam jerami, diperlukan suatu arah, cara, dan kesabaran, untuk bisa menyelesaikan dan melihatnya dengan jelas. Beberapa solusi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mendapatkan clarity atau kejelasan dalam menghadapi situasi ini adalah dengan membenah komunikasi, kolaborasi, dan koordinasi, serta melakukan pemberdayaan karyawan.

1. Komunikasi

Komunikasi adalah hal terkecil yang menghubungkan satu orang dengan orang lain. Namun, sekaligus menjadi hal terbesar yang bisa menghalangi perusahaan dalam mencapai tujuan.

Baik sebagai pimpinan atau pun anggota, setidaknya mampu untuk menyampaikan maksud dengan baik. Buat segala hal menjadi lebih jelas, tersampaikan dengan mudah, dan hindari kesalahpahaman akan membantu meminimalisir potensi munculnya complexity.

2. Pemberdayaan Karyawan

Proses restrukturisasi perusahaan seperti mengadakan pelatihan dan pengembangan digital skills perlu dilakukan secara berkala untuk mengatasi complexity eksternal. Di samping itu, membiasakan growth mindset pada internal jauh lebih penting daripada sekadar mengatasi kompetitor, sehingga proses pembelajaran terhadap complexity lebih mudah dihadapi.

 

4. Agility untuk Ambiguity

Ambiguity merupakan hal yang paling sering muncul dalam dunia yang bergantung pada teknologi. Dimana lingkungan bisnis tidak bisa terjelaskan dan tidak tentu arah, karena informasi yang didapat bisa dimaknai dengan berbagai cara.

Pada tantangan ambiguity, diperlukan kepekaan dalam melihat peluang, risiko dan tantangan yang dihadapi, sehingga dapat menentukan apakah strategi perusahaan bisa dijalankan atau tidak. Kemampuan adaptasi dan fleksibilitas untuk menyesuaikan keadaan secepat mungkin juga akan sangat membantu. Pada intinya, semua termuat dalam agility atau ketangkasan dalam merespon perubahan yang bisa membantu menyediakan strategi alternatif.

Buat rencana darurat dan lakukan analisis risiko untuk memprediksi dampak negatif yang terjadi pada projek. Jangan ragu untuk mencoba cara baru dalam menghadapi ambiguity, karena hanya hal itu yang dapat membantu untuk terus bertahan dalam keadaan VUCA.

Pada akhirnya, VUCA merupakan fenomena eksternal (disrupsi teknologi, perubahan pasar dan perilaku konsumen, dan persaingan bisnis) yang terus menerus terjadi dan tidak dapat dihindari.

Setiap perusahaan perlu menghadapi ini dalam langkah-langkah strategis seperti kesediaan menghadapi perubahan, membangun brand menjadi lebih prestisius, penerapan kerja profesional, penguatan struktur internal, dan membangun networking yang akan membantu bertahan di tengah agresi VUCA.

 

 

Komentar